Dalam artikel sebelumnya, kita sudah membahas tentang pentingnya platform digital dalam berlangsungnya kampanye politik. Kampanye politik digital merupakan upaya untuk mempromosikan dan memengaruhi opini publik tentang kandidat atau partai politik menggunakan media digital, seperti media sosial, website, iklan digital, dan lain sebagainya.
Menurut data KPU, Pemilu 2024 mendatang akan didominasi oleh pemilih muda, yaitu mereka yang berusia maksimal 40 tahun pada hari pemungutan suara. Data tersebut pun menunjukkan bahwa jumlah pemilih muda mencapai 53-55% dari total pemilih di Indonesia.
Dominasi pemilih muda dalam Pemilu mendatang pun mendorong para kandidat dan partai politik untuk mengadopsi media sosial dan platform digital lainnya agar pesan kampanye politik mereka dapat tersampaikan dengan baik. Tak jarang juga mereka ikut dalam tren yang sedang hangat di kalangan generasi muda atau berkolaborasi dengan influencers.
Meskipun begitu, jumlah pemilih muda yang besar juga dapat berpotensi menjadi masalah apabila banyak pemilih muda yang golput atau tidak mengetahui betapa pentingnya suara mereka dalam Pemilu.
Mengapa Banyak Pemilih Muda yang Golput?
Ada beberapa alasan utama yang mendorong pemilih muda untuk tidak memilih atau golput dalam Pemilu, yaitu:
Rasa Tidak Percaya
Pemilih muda seringkali merasa tidak percaya pada para politisi dan pemerintah. Mereka merasa bahwa politik tidak menghasilkan perubahan nyata dan bahwa suara mereka tidak dihargai. Rasa tidak percaya ini dapat mengurangi motivasi mereka untuk memilih.
Kurangnya Informasi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, banyak kandidat dan partai politik yang sekarang melakukan kampanye politik digital agar dapat menjangkau pemilih muda. Meskipun begitu, terkadang kampanye tersebut tidak membawa pesan atau informasi yang lengkap mengenai kandidat, partai politik, serta visi dan misi yang dibawa.
Pemilih muda sangat peduli dengan pandangan, opini, dan pendirian yang diambil oleh para kandidat politik. Kurangnya informasi atau cara kampanye politik digital yang kurang efektif dapat membuat mereka tidak tertarik dan memilih untuk tidak memilih dalam Pemilu.
Kurangnya Self-Awareness
Beberapa pemilih muda mungkin merasa bahwa suara mereka tidak memiliki dampak atau tidak akan membuat perbedaan dalam hasil pemilihan. Hal ini dapat menjadi isu besar apabila banyak pemilih muda yang memilih untuk golput dan bahkan mengajak pemilih lain untuk melakukan hal yang sama.
Prioritas yang Berbeda
Beberapa pemilih muda mungkin tidak memilih karena mereka punya prioritas yang berbeda dalam hidup. Mereka mungkin merasa bahwa politik itu bukan prioritas utama mereka saat ini dan memilih untuk tidak terlibat.
6 Tips Menggaet Generasi Muda dalam Kampanye Politik Digital
Menjangkau dan menggaet generasi muda memang tidak lah mudah. Maka dari itu, kandidat dan parpol harus melakukan kampanye politik digital yang efektf, serta harus mampu masuk ke dalam percakapan mereka.
Berikut adalah beberapa tips melakukan politik kampanye digital agar dapat menjangkau pemilih muda:
1. Gunakan Media Sosial dengan Efektif
Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi internet kelompok usia 19-34 tahun di Indonesia yaitu mencapai 98,64% pada tahun 2021-2022. Data ini semakin menunjukkan bahwa platform digital seperti media sosial merupakan kunci kesuksesan kampanye politik digital.
Beberapa platform media sosial populer yang dapat digunakan untuk kampanye politik yaitu Instagram, TikTok, dan Twitter. Setiap platform memiliki algoritma dan cara kerja yang berbeda, maka dari itu, kandidat dan parpol harus memahaminya dengan baik agar dapat membuat konten yang kreatif, menarik, dan tepat sasaran.
Tidak hanya itu, pastikan informasi mengenai visi dan misi kandidat atau parpol dapat tersampaikan dalam konten. Gunakan bahasa yang casual dan tonjolkan konten visual dengan kualitas yang baik. Kandidat dan parpol juga harus selalu up-to-date dengan tren atau topik yang sedang hangat di kalangan generasi muda.
2. Fokus pada Isu-Isu yang Penting bagi Generasi Muda
Buatlah kampanye politik digital yang berfokus pada isu-isu penting bagi generasi muda, seperti pendidikan, lapangan kerja, kesehatan mental, lingkungan, dan hak asasi manusia. Buatlah program-program yang konkret dan kreatif untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
3. Responsif dan Authentic
Generasi muda seringkali ingin dilibatkan dalam proses politik. Jadilah responsif terhadap masukan dan saran mereka, serta buat program yang memungkinkan mereka untuk terlibat langsung dalam kampanye politik.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah generasi muda lebih memilih pemimpin yang autentik dan transparan. Jadilah diri sendiri dan jangan berusaha terlalu keras untuk menarik perhatian mereka, apalagi dengan cara yang salah atau terkesan memaksa. Fokus pada pesan-pesan yang penting dan jadilah jujur.
4. Kolaborasi dengan Influencer yang Tepat
Berkolaborasi dengan influencers dapat menjadi cara yang efektif dalam melaksanakan kampanye politik digital. Meskipun begitu, kandidat dan parpol harus berhati-hati dalam memilih influencer siapa yang akan diajak untuk kolaborasi.
Jangan pilih influencers yang tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai isu-isu yang ingin disampaikan dalam kampanye. Perhatikan juga citra dan presence mereka di berbagai platform digital. Memilih influencers yang salah malah dapat menjadi boomerang yang menghancurkan reputasi kandidat dan parpol.
5. Buat Acara yang Menyenangkan
Generasi muda lebih suka acara-acara yang menyenangkan dan interaktif. Maka dari itu, kandidat dan parpol dapat membuat acara online melalui platform digital seperti webinar atau live streaming melalui kanal media sosial untuk berdiskusi dan berinteraksi langsung dengan para audiens.
6. Gunakan Jasa Kampanye Politik Digital
Jika Anda merasa khawatir atau bingung ingin bagaimana memulai kampanye politik digital, maka menggunakan jasa kampanye politik digital dapat menjadi cara yang tepat. Gcomm.id merupakan perusahaan media dan komunikasi yang juga menawarkan layanan digital political campaign.
Dengan berbagai pengalaman dan keahlian, kami dapat membantu calon/kandidat politik dan partai politik untuk mencapai pemilih potensial secara online, meningkatkan visibilitas, membangun kepercayaan pemilih, serta membantu mengelola berbagai kanal media sosial.
Hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut mengenai layanan kami!
Baca Juga: Email Marketing di Tahun 2023: Apakah Masih Relevan?