12 Hal Penting dalam Konten Digital Ala Temi Satria

Photo by Gcomm.id

Era digital merupakan era-nya konten. Kita bisa menemukan konten di mana-mana, baik konten tulisan, audio, visual, maupun yang lain sebagainya. Individu, brand, atau perusahaan menggunakan konten sebagai sarana untuk meningkatkan marketing atau brand awareness.

Hal itulah yang menyebabkan persaingan dalam membuat konten digital semakin meningkat. Jika kita tidak dapat menciptakan konten yang menarik audiens, maka kita akan jauh tertinggal.

Melihat bagaimana pentingnya konten digital dalam kehidupan sehari-hari maupun bisnis, Gcomm.id melaksanakan kegiatan short course dengan tema “Creative Content: How to Create Interesting Digital Content” bersama narasumber Temi Satria.

Temi Satria merupakan seorang konsultan creative brand dengan pengalaman lebih dari tiga dekade. Sepanjang karir profesionalnya, ia turut ikut bertransformasi dari media konvensional ke digital. Dedikasinya terhadap profesi yang diemban membuatnya berhasil meraih kesuksesan hinggat saat ini.

Menurut Temi, setiap orang mampu membuat konten digital yang populer dan menarik audiens. Di short course yang dilaksanakan pada hari Kamis (11/5), Temi pun membagikan ilmu dalam bidang pembuatan konten berdasarkan pengalaman karirnya.

So, Gcomm.id akan kembali membahas hal-hal penting apa saja yang harus kita perhatikan dalam membuat konten digital à la Temi Satria. Langsung baca selengkapnya, ya!

12 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Membuat Konten Digital

1. Personal Branding

Konten Digital
Image by storyset on Freepik

“Kalau Anda tidak mem-branding diri sendiri, maka netizen yang akan mem-branding Anda”.

Temi Satria

Hal utama yang harus kita perhatikan dalam membuat konten digital adalah personal branding. Temi mengingatkan untuk tidak membuat konten tanpa memiliki identitas atau personal branding yang kuat.

Personal branding yang kuat merupakan nilai tambah yang akan memengaruhi kesuksesan konten. Misalnya, seseorang yang memiliki personal branding yang kuat dan dikenal oleh audiens luas akan membuat sebuah usaha makanan. Tanpa perlu bersusah payah, usahanya tersebut berhasil viral dan banyak dikunjungi pelanggan.

Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki personal branding yang kuat perlu lebih berusaha untuk mencapai kepopuleran tersebut. Terlebih lagi jika citranya sudah dipandang buruk oleh publik.

Salah satu cara mudah menentukan personal branding menurut Temi adalah dengan menanyakan pendapat orang lain mengenai kita. Apa yang orang katakan mengenai kita itu lah yang kita anggap sebagai branding.

Personal branding yang kita bangun secara digital memang tidak harus original atau sesuai dengan karakteristik kita yang asli. Namun, akan lebih mudah membuat konten digital yang sesuai dengan minat dan kemampuan kita.

2. Ide Kreatif = No SEO

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang takut untuk berpikir kreatif. Dalam hal pembuatan konten digital, salah satu faktor tersebut adalah SEO. Meskipun SEO memiliki peran penting dalam digital marketing, namun Temi mengungkapkan bahwa SEO dapat membatasi seseorang untuk berpikir kreatif.

Ia pun menyarankan agar kita fokus pada kreativitas terlebih dahulu. Kreativitas mampu mengalahkan SEO apabila kita bisa memaksimalkannya.

3. Trend Follower dan Trend Setter

Konten Digital
Image by pikisuperstar on Freepik

Banyak orang yang hanya fokus mencari cara untuk menjadi trend setter tanpa ingin menjadi trend follower. Temi mengatakan bahwa lebih baik menjadi keduanya. Menurutnya, membuat konten digital dengan mengikuti tren yang sedang hangat adalah cara yang tepat untuk meraih keviralan. Konten yang populer pun akan mendorong lebih banyak engagement.

So, jangan takut untuk jadi trend follower, ya!

4. Relatable

Jangan membuat konten yang hanya bagus atau menarik menurut kita saja. Sebelum era digital, kita memang tidak bisa “memilih” konten apa yang seharusnya ditayangkan karena media konvensional seperti tv menayangkan konten yang mau tidak mau menjadi tontonan kita.

Kini, hal tersebut sudah tidak relevan. Maka dari itu, kita harus bisa membuat konten digital yang relate, memberikan manfaat bagi publik, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

5. Unfriendly Content

Orang-orang tidak suka diceramahi. Menurut Temi, cara yang sangat efektif untuk menyampaikan konten digital adalah dengan menyajikannya dengan cara yang tidak baik. Eits, maksudnya bukan jahat, ya!

Misalnya, kamu ingin membuat konten video mengenai gaya hidup sehat. Agar lebih menarik dan dapat diterima oleh audiens, kamu bisa menyampaikan tips hidup sehat dengan tegas dan seakan-akan memarahi audiens agar mereka mulai menjalani hidup sehat.

6. Story Telling

Storytelling
Image by Freepik

Sampaikan konten seakan-akan kamu sedang bercerita, khususnya jika konten tersebut bersifat pribadi. Teknik storytelling dalam konten digital akan meningkatkan engagement karena audiens merasa ikut terlibat. Ingat untuk tidak hard selling ya, guys!

7. Caption (1000% Wajib Asik!)

Ketika membuat konten, banyak orang yang melupakan atau tidak menghiraukan caption. Padahal, caption merupakan bagian dari konten yang berbentuk tulisan. Caption yang baik atau menarik juga akan menarik orang-orang untuk memberikan likes atau komentar.

Baca Juga: 7 Kesalahan dalam Penulisan Press Release

8. Social Media Platforms

Ada banyak platform media sosial yang populer saat ini. Jika kamu baru terjun ke dalam dunia content creation, maka Temi menyarankan untuk memulainya dengan TikTok. Selain penggunanya yang terus meningkat setiap tahunnya, algoritma TikTok juga dianggap sangat ramah untuk creators baru.

Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan content mirroring ke platform media sosial lainnya seperti Instagram dan Twitter.

9. Engagement

Konten Digital
Image by vectorjuice on Freepik

Engagement merupakan kunci dalam keberhasilan konten digital. Engagament menunjukkan ketertarikan audiens terhadap konten-konten yang kita buat. Seperti yang sudah disampaikan pada poin ke-4, buatlah konten yang memang relate dengan audiens.

Terkadang, ide yang sederhana dan bersumber dari kehidupan sehari-hari itu lah yang mengundang lebih banyak engagament.

10. Haters

Perlu diingat bahwa ketika kita membuat konten digital, maka kita harus siap menghadapi haters. Sebaik dan sebagus apapun konten yang kita buat, akan selalu ada orang yang tidak menyukai konten kita.

Kita tidak akan bisa maju jika kita hanya memikirkan haters. So, just do you! Meskipun bersifat negatif, haters dapat menjadi metrik untuk mengukur seberapa besar reach atau engagement dari konten yang kita buat, loh!

11. Organik

Jangan pernah membeli followers, likers, atau bahkan subscribers untuk meningkatkan reach dan engagement karena hal tersebut sangat berisiko. Sebagai content creators, kita harus jujur dalam membuat konten.

Temi menyarankan untuk fokus pada research dan development agar konten kita dapat terus berkembang. Ingat bahwa untuk mencapai kesuksesan, maka kita harus siap menjalani setiap prosesnya.

12. Konsisten

Konsisten
Image by Freepik

Semua hal di atas tidak dapat bermanfaat apabila kita tidak konsisten membuat konten. Sebagai content creators, kita harus selalu siap memikirkan ide, konsep, dan device terbaik untuk konten kita. After all, kita tidak hanya ingin sekedar mengabadikan momen saja.

Gcomm.id Short Course: Belajar Bareng Tingkatkan Skill!

Short Course
Photo by Gcomm.id

Itulah 12 hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat konten digital. Jangan khawatir gagal membuat konten selama kamu konsisten dan terus mau berpikir kreatif! Semoga dengan short course ini, kita bisa semakin meningkatkan skill, ilmu, dan mencapai goals yang kita inginkan.

Selain konten digital, ada berbagai topik lain yang akan Gcomm.id angkat dalam short course selanjutnya. Jangan sampai kelewatan berbagai kelas menarik dan bermanfaat, yuk follow Instagram Gcomm.id agar tetap up-to-date!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top