Awal mula berkembangnya Tiktok dimulai dari orang – orang yang membuat video – video pendek yang berisi tarian maupun lip sync. Hingga pada tahun 2018, netizen mulai melirik potensi Tiktok untuk meningkatkan popularitas dan menjadi salah satu kanal untuk mempromosikan suatu brand.
Algoritma TikTok
Tetapi, sebelum kita membahas lebih jauh terkait Tiktok, perlu diingat bahwa algoritma suatu akun itu tidak dapat kita ketahui. Kita sebagai pengguna hanya bisa menebak, menerka, dan memperkirakan saja. Tetapi ada beberapa asumsi terkait algoritma Tiktok yang disusun oleh Daksh Trehan.
1. Batch Theory
Melihat batch konten berdasarkan reaksi re-watching, sharing, liking, dan komen. Lalu nanti dibuat skor dan disebarkan sesuai dengan tingkat sebaran sesuai dengan skor tadi.
2. Authority Ranking
Jika melihat pada prinsip authority, maka kemungkinan kamu menjadi viral bergantung pada video pertamamu. Prinsip ini menilai bagaimana interaksi kamu dengan audiens, berapa banyak reply, likes, dan komen. Ketika kamu sudah mendapat “authority” maka selanjutnya kamu akan mendapatkan spotlight.
3. Delay Momentum
Hal ini terjadi kamu membuat sebuah konten X, tetapi konten tersebut naik dan viral beberapa bulan kemudian. Hal ini terjadi karena pembicaraan terkait X tiba – tiba booming di jagat maya. Makanya jangan pernah menghapus konten yang sudah kamu buat, siapa tahu konten tersebut viral di kemudian hari.
Kenapa Konten Bisa Viral di TikTok?
Menurut Keanshihab, CEO Nakama Creative Lab, ada beberapa alasan kenapa konten bisa viral di TikTok.
1. Polarisasi
Membuat polarisasi atau membagi pendapat menjadi dua kubu. Seperti misalnya Tiktoker A bertengkar dengan Tiktoker B, hal – hal sensasional seperti itu biasanya yang akan meningkatkan views dan tingkat interaksi. Contoh yang lain seperti pada masa drama korea Start Up sedang happening, ada dua kubu terbagi menjadi tim Han Jipyeong vs tim Nam Dosan.
Nah hal tersebut lah yang menurut Keanshihab membuat video Tiktok menjadi viral bahkan viewersnya mencapai puluhan juta. Mungkin contoh di atas dapat kamu terapkan di video kamu selanjutnya. Buatlah gimmick yang menarik perhatian warganet.
2. Mengandung Emosi yang Kuat
Konten yang mengadung emosi yang cukup kuat seperti menjual kesedihan orang tua yang sedang bekerja. Atau yang sedang ramai yaitu laki-laki yang diselingkuhi oleh pacarnya. Konten tersebut menarik perhatian netizen, memanfaatkan rasa simpati dan empati dari orang-orang.
3. Unexpected Stories
Selanjutnya adalah jalan cerita yang tidak terduga. Contohnya, akun DEBM, akun yang berisi konten memasak tetapi dengan cara yang sangat di luar nalar. Mungkin kamu bisa melihat contohnya langsung dan rasakan sensasi emosinya. Walaupun komentarnya kebanyakan negatif, tetapi akun tersebut berhasil menjangkau banyak viewers.
Implementasi TikTok untuk Bisnis
1. Memahami Audiens
Lagi-lagi setiap brand pasti memiliki target audiens tersendiri. Apakah sesuai dengan value mereka atau tidak. Memahami audiens ini akan berpengaruh pada konten di akun bisnis tersebut. Nah untuk memahami audiens, kamu bisa membaca komentar untuk mengetahui behavioral insight dari market.
2. “Don’t Make Ads, Make TikTok.”
Slogan yang dibuat oleh TikTok “don’t make ads, make TikTok.” ini bukan sembarang slogan semata saja. Karena dengan hanya mengunggah video tiktok secara organik, pihak tiktok akan menyebarkan video yang kamu buat ke banyak orang yang sekiranya relevan. Balik lagi pada poin algoritma dan konten viral.
3. Memanfaatkan Berbagai Fitur TikTok
Sekarang fitur TikTok semakin berkembang, adanya tiktok shop dapat kamu manfaatkan dengan menyimpan produkmu di etalase agar orang-orang yang ingin membeli bisa langsung melakukan transaksi. Serta fitur TikTok Live, siapa yang tidak tahu dengan Kak Jill? Orang yang berhasil menarik perhatian warganet dengan melakukan TikTok Live dengan gaya dan ciri khasnya sendiri.
TikTok Warning
TikTok memiliki Community Guideline yang mengatur apa saja yang dilarang dan tidak boleh tampil di platform TikTok. Berikut ada 3 hal yang sering sekali para Tiktokers langgar.
1. Darah
TikTok sangat sensitif dengan darah, bahkan ketika para content creator menyamar darah tersebut dengan mengganti warnanya menjadi abu, TikTok masih dapat mendeteksi hal tersebut.
2. Benda Tajam
Benda tajam seperti pisau, kater, ataupun gunting yang digunakan untuk menyakiti orang lain atau diri sendiri, pasti akun tersebut akan terkena suspend. Berbeda jika kamu menggunakan pisau untuk konten memasak, hal itu diperbolehkan.
3. Kata – Kata Sensitif
Kata sensitif seperti Nazi atau tokoh politik tertentu. Walaupun sebenarnya tidak ada list kata kata sensitif yang dapat menjadi acuan, tapi sebaiknya gunakan kata-kata yang aman dan lumrah digunakan di media sosial.