5 Pengaruh Artificial Intelligence (AI) dalam Media Sosial

AI Media Sosial
Image by Freepik

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam bahasa Ingris telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam ranah media sosial. AI telah mengubah cara orang terhubung, berbagi, serta mengonsumsi informasi secara online.

Forbes menyebutkan bahwa jumlah pengguna aktif di media sosial di seluruh dunia mencapai 4,26 miliar pada tahun 2021. Para pengguna aktif tersebut menghabiskan rata-rata waktu 2 jam 27 menit setiap hari di media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan AI seiring pertumbuhan media sosial sangat dibutuhkan.

Berbagai platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok telah menggunakan AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna (user experience), menyesuaikan konten sesuai preferensi pengguna, dan meningkatkan customer service.

Dalam artikel ini, Gcomm.id membahas definisi dan cara kerja AI secara umum, serta berbagai pengaruhnya dalam penggunaan media sosial.

Apa itu Artificial Intelligence (AI)?

AI Media Sosial
Image by rawpixel.com on Freepik

Pembahasan tentang kecerdasan buatan atau artificial intelligence menjadi booming ketika ChatGPT, salah satu tool AI menjadi populer dan banyak diminati oleh publik. Orang-orang pun menjadi semakin tertarik dengan perkembangan AI. Meskipun begitu, mungkin banyak dari kita yang benar-benar belum memahami definisi atau cara kerja AI.

Maka sebelum masuk ke pembahasan tentang pengaruh AI dalam media sosial, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai definisi artificial intelligence. Secara singkat, AI merupakan simulasi kecerdasan manusia yang diterapkan ke dalam sistem komputer atau perangkat mesin lain. Hal ini bertujuan agar perangkat tersebut memiliki cara berpikir yang sama seperti manusia.

Meskipun bagi beberapa orang AI itu terdengar menakutkan, tetapi sebenarnya AI diciptakan untuk membantu memudahkan manusia. Terdapat beberapa aktivitas kognitif manusia yang ditiru seperti cara belajar, penalaran atau reasoning, mengambil keputusan, dan bahkan melakukan koreksi diri atau self-correction.

AI bekerja dengan cara memanfaatkan data yang kita input untuk dipelajari. Misalnya, seorang progammer akan memberikan data sebagai sumber informasi untuk AI, dan nantinya AI akan mengidentifikasi, menganalisis, melihat pola antar data, hingga mengambil keputusan berdasarkan apa yang diambil dari data tersebut.

Intinya, semakin banyak data yang kita berikan, maka semakin meningkat juga kemampuan AI. Benar-benar seperti cara kerja otak manusia, ya!

5 Pengaruh Artificial Intelligence (AI) dalam Media Sosial

AI Media Sosial
Image by vectorjuice on Freepik

Seperti yang sudah disebutkan, AI memiliki pengaruh signfikan dalam perkembangan media sosial. Secara umum, ada beberapa pengaruh AI yang akan kita bahas, yaitu:

1. Personalized Content

Pengaruh AI pertama dalam media sosial adalah personalized content atau konten yang dipersonalisasi. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana platform media sosial menganalisis data penggunanya, seperti melalui riwayat pencarian, lokasi, dan interaksi yang paling sering dilakukan.

Data tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan atau menyarankan konten yang relevan kepada pengguna, misalnya dalam bentuk postingan, video, gambar, atau bahkan iklan. Nah, konten yang dipersonalisasi seperti ini membuat media sosial lebih menarik bagi pengguna sehingga meningkatkan kepuasan dan retensi.

2. Chatbots

Chatbot bertenaga AI juga menjadi semakin populer digunakan oleh customer service melalui media sosial. Chatbots dapat membantu pengguna untuk menemukan informasi atau menjawab pertanyaan, menyediakan layanan 24/7 yang pastinya akan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Chatbots biasanya akan menjawab pertanyaan yang sederhana atau menangani tugas berulang. Dengan menggunakan chatbots, maka penyedia layanan dapat fokus pada masalah yang lebih kompleks.

3. Image and Video Recognition

Algoritma AI dapat mengenali dan menganalisis gambar dan video sehingga memungkinkan media sosial untuk memfilter konten, seperti mengidentifikasi dan menghapus konten yang tidak pantas secara otomatis. Mereka juga dapat menghasilkan teks atau tag berdasarkan pengenalan gambar, so pengguna akan semakin mudah untuk menemukan dan membagikan konten.

4. Sentiment Analysis

Tidak hanya mengenali gambar atau video, algoritma AI juga dapat menganalisis data teks dalam volume besar untuk menentukan sentimen dalam data tersebut, misalnya postingan media sosial. Bagi bisnis atau perusahaan, hal ini sangat membantu memahami bagaimana brand mereka dinilai secara online. Mereka pun dapat membuat keputusan atau strategi pemasaran yang tepat berdasarkan analisis ini. 

Analisis sentimen ini sangat penting karena juga dapat membantu mengidentifikasi potensi krisis di media sosial sebelum meningkat, sehingga brand dapat merespons secara proaktif.

5. Influencer Marketing

Last but not least, algoritma AI ternyata juga dapat membantu mengidentifikasi influencer di media sosial berdasarkan jumlah pengikut, tingkat engagement, dan lain sebagainya. 

Informasi tersebut dapat digunakan untuk membantu brand mengidentifikasi influencer mana yang dapat diajak sebagai partner dalam kampanye. Tool yang bertenaga AI juga dapat mengukur keefektifan kampanye influencer, serta memberikan insights atau data dari kampanye tersebut.

Baca Juga: A/B Testing: Teknik Pengujian Efektif untuk Digital Marketing

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top