A/B Testing atau yang juga dikenal dengan sebutan split testing merupakan metode populer yang digunakan oleh marketers untuk menentukan aset marketing mana yang memberikan hasil terbaik. Dalam digital marketing, aset-aset tersebut dapat berupa, situs web, email, atau bahkan iklan.
Pada dasarnya, A/B Testing ini melibatkan pembuatan dua versi aset marketing, seperti contohnya pembuatan dua versi situs web. Versi A adalah versi asli dari situs web tersebut, sedangkan versi B adalah versi yang sudah dimodifikasi atau diubah sesuai kebutuhan.
Dalam artikel ini, Gcomm.id akan membahas mengenai cari kerja, contoh penggunaan pengujian ini dalam digital marketing, serta manfaat yang diberikan oleh jenis pengujian ini.
Cara Kerja A/B Testing
Ada tiga langkah yang dilakukan dalam pengujian dengan teknik A/B Testing, yaitu:
1. Pembuatan Hipotesis
Langkah pertama yaitu membuat hipotesis tentang elemen marketing apa yang ingin kita uji dan apa hasil yang kita harapkan dari pengujian ini. Misalnya, jika kita ingin menguji keefektifan tombol call-to-action (CTA) di situs web, kita bisa membuat hipotesis bahwa mengubah warna tombol CTA tersebut akan meningkatkan konversi.
2. Pengujian
Setelah hipotesis telah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah mengujinya dengan membuat dua versi dari CTA tersesbut menggunakan berbagai software atau tools khusus A/B Testing. Setiap versi akan kita buat seidentik mungkin dan yang membedakan hanyalah elemen CTA yang sedang diuji.
3. Analisis
Tools atau software yang kita gunakan untuk pengujian nantinya akan menyajikan data setiap versi aset yang diuji meliputi CTR (click-through rate), conversion rate, dan juga engagement. Data hasil pengujian ini kemudian akan kita analisis untuk menentukan versi mana yang berkinerja lebih baik.
Penggunaan A/B Testing dalam Digital Marketing
Teknik A/B Testing ini sangat penting dalam digital marketing karena memungkinkan marketers membuat keputusan yang tepat berdasarkan data. Berikt adalah beberapa contoh penggunakan teknik pengujian A/B dalam digital marketing:
Pengoptimalan Landing Page
Teknik pengujian A/B ini paling sering digunakan untuk mengoptimalkan landing page untuk berbagai tujuan, seperti meningkatkan konversi. Dengan menguji berbagai elemen landing page seperti judul, gambar, dan tombol CTA, maka digital marketers dapat mengidentifikasi versi mana yang menghasilkan konversi terbanyak. Mereka pun dapat mengoptimalkan landing page sesuai dengan hasil pengujian tersebut.
Pengoptimalan Email Marketing
Seperti yang sudah pernah dibahas dalam artikel sebelumnya, email marketing merupakan teknik pemasaran yang hingga saat ini masih relevan dan efektif untuk dilakukan. A/B Testing dapat digunakan untuk mengoptimalkan kampanye email dengan menguji subjek, gambar, dan CTA yang berbeda.
Dengan mengetahui versi email mana yang menghasilkan klik dan konversi paling banyak, digital marketers pun dapat mengoptimalkan kampanye dengan baik.
Pengoptimalan Iklan
Iklan merupakan salah satu aset digital marketing yang sangat sesuai diuji dengan pengujian A/B. Elemen-elemen iklan yang bisa diuji seperti copy iklan, gambar, maupun opsi penargetan. Dengan melakukan pengujian iklan seperti ini, digital marketers dapat mengoptimalkan kampanye iklan mereka dan meningkatkan Return of Investment (ROI) atau laba mereka.
5 Manfaat A/B Testing dalam Digital Marketing
Dari penjelasan di atas, maka kita dapat melihat manfaat apa saja yang ditawarkan teknik pengujian A/B dalam digital marketing, seperti:
1. Meningkatkan Konversi
Dengan menguji berbagai versi halaman web atau iklan, kita dapat melihat dan mengidentifikasi versi mana yang bekerja lebih baik dalam hal menghasilkan penjualan, engagement, dan lain sebagainya.
Dalam digital marketing, aset-aset seperti judul web, gambar, CTA, atau bahkan tata letak tombol itu sangat penting untuk selalu dikembangkan sesuai dengan target pasar.
2. Meningkatkan Engagament
A/B Testing juga memungkinkan kita menguji variasi konten yang berbeda untuk melihat mana yang lebih menarik perhatian audiens. Jika kita sudah berhasil mengidentifikasikan konten yang tepat sasaran, maka engagement akan semakin meningkat.
3. Menurunkan Risiko Gagal
Ketika digital marketers melakukan perubahan seperti perubahan kampanye iklan atau tampilan web, maka akan selalu ada risiko di sana. Pengujian dengan teknik A/B ini pun akan membantu mengurangi risiko kesalahan yang merugikan atau yang malah berdampak negatif terhadap rasio konversi dan kenyamanan pelanggan.
4. Memberikan Data
A/B Testing turut memberikan data dan insights yang tepat tentang perilaku, preferensi, maupun tren pengguna. Data seperti ini pun mendorong kita untuk membuat keputusan yang tepat dalam hal digital marketing. Tidak hanya itu, kita juga dapat melakukan analisis lanjutan dengan data yang didapatkan agar dapat memaksimalkan target.
5. Meningkatkan ROI
Ketika target engagement, konversi, dan lain sebagainya dapat tercapai dengan A/B Testing, maka hal ini juga akan meningkatkan Return of Investment (ROI) dan mendapatkan hasil yang lebih baik dari anggaran pemasaran.
Baca Juga: Kampanye Politik Digital: 6 Tips Menggaet Pemilih Muda