Dilihat dari namanya saja, jelas semua tau peran Public Relations (PR) sebagai pilar penghubung antara organisasi dengan masyarakat. Namun Pemahaman PR di era modern tidak sesimpel itu. Sudah semestinya PR ikut melesat dan bergerak cepat, terlebih di tengah arus perubahan dan persaingan yang kian dinamis.
Dalam konteks perubahan, peran public relations mengandalkan konsep komunikasi persuatif yang tujuannya tak lain mengubah /memengaruhi kepercayaan, sikap serta tingkah laku sehingga akan bertindak sesuai arah tujuan organisasi. Namun PR Modern tak semudah itu.
Banyak bermunculan praktisi-praktisi PR, ditambah kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang kian mutakhir. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang semakin meningkat kini dapat ditunjang dengan kehadiran internet. Tak hanya kompetisi PR, teknologi juga seolah siap menggantikan.
Lalu di mana peran PR? Masihkah diperlukan? Seolah perkembangan TIK sudah cukup untuk menggantikannya. Kini, publik bisa mengakses sendiri informasi apa yang sedang mereka butuhkan, bahkan publik bisa dengan leluasa menentukan pilihannya sendiri dengan akses teknologi yang ada. Lalu di mana peran PR?
Kendati begitu, PR Modern mestinya paham akan kompetisi dan perkembangan zaman yang kian Hi-Tech. PR Modern tak perlu risau, pasalnya dinamisasi yang ada usah dipandang secara sempit. Inilah eranya kompetisi. Bahkan tak hanya inovasi, melainkan adaptasi serta kompetitifitas.
Sangat mungkin bagi praktisi PR mengarungi “Digitalisasi Era”, sangat mungkin praktisi PR mengarungi persaingan global. PR tidak akan kehilangan taringnya. Karena itu, langkah pertama dalam proses perubahan adalah menciptakan kesiapan untuk perubahan (Self dan Schraeder, 2008).
Praktisi PR Modern
Melihat fenomena era modern ini; popularitas media digital kian meroket, sebut saja media sosial dan media online. Kehadiran keduanya sudah semestinya mendapat perhatian lebih, di sini lah PR bisa dan akan berperan. Rentanitas akan kebebasan akses dan informasi yang berambat dengan cepatnya melalui berbagai platform tak mesti selalu dipandang negatif. Sebab PR modern mestinya paham akan potensi itu.
Sangat penting bagi Praktisi PR Modern bisa memanfaatkan ruang di media sosial dan online dan menjadikannya peluang. PR Modern sudah sepatutnya menuntun dan mengawal proses “Public Policy”. Tak hanya itu, sudah menjadi tugas PR Modern untuk bisa mengangkat nama suatu organisasi dan membuat organisasi tersebut dapat dimengerti dan diterima publik. Hal itu bisa dilakukan dengan meningkatkan pemahaman akan teknologi bagi seorang praktisi PR.
PR Modern sudah sepatutnya mengerti akan cara kerja media digital dan teknologi modern. Karena sejatinya PR berperan sebagai “jembatan” yang menghubungkan sebuah organisasi dengan publiknya, yang mana nantinya PR dapat menghantarkan organisasi meraih tujuannya.
PR Modern perlu memiliki strategi agar senantiasa dapat mengikuti arus perkembangan zaman di tengah sengitnya kompetisi ini. PR Modern harus mampu menaklukan perubahan-perubahan yang terjadi. PR Modern mesti tau peluang dan peran strategis yang ditawarkan media digital. Hal itu demi memperoleh citra dan reputasi organisasi atapun korporasi.
Tak hanya secara konvensional, PR Modern semestinya mampu memaksimalkan media digital sebagai sarana untuk menunjukan produk maupun kontennya sendiri. PR Modern mesti memaksimalkan media digital sebagai sarana memperluas jangkauan dan jaringannya. PR Modern mesti sadar potensi besar media digital untuk mempengaruhi publik, mendapat kepercayaan.
Karena sejatinya setiap organisasi ataupun korporasi harus mempunyai media yang mampu menampilkan informasi yang dapat diakses langsung oleh publik. Mengingat potensi besar media digital (Media sosial dan online) yang mana publik bisa mengaksesnya melalui ruang sosial milik sendiri. Sebut saja Website, Instagram, facebook, twitter dan bahkan youtube. PR Modern mesti paham dinaminasi yang di tawarkan oleh “Digitalisasi Era” ini
Praktisi PR modern harus bertindak dengan penuh strategi, tujuannya tak lain agar tetap mendapat kepercayaan publik. Terlebih di tengah masyarakat yang kian kritis. Inilah sebabnya tugas praktisi PR semakin berat. Sinergitas antar platform digital harus betul-betul diperhatikan di tengah modernisasi ini.