Strategi Efektif Meningkatkan Budaya Perusahaan

Seperti yang dilansir dari builtin, perusahaan dengan budaya organisasi (company culture) yang unggul memiliki tingkat keterlibatan karyawan (engagements) yang 72% lebih tinggi daripada organisasi dengan budaya perusahaan yang lemah. Selain itu, 49% karyawan mengatakan bahwa budaya perusahaan berperan dan memengaruhi pengalaman karyawan lebih dari tempat kerja fisik mereka maupun teknologi yang mereka gunakan.

Bagi banyak perusahaan, masa pandemi yang menerjang seluruh aspek kehidupan dapat memengaruhi keunggulan budaya perusahaan. Chatman dan Gino* (2020) menyebutkan bahwa meskipun suatu budaya perusahaan sudah selaran dan strategis, tidak menjamin bahwa budaya perusahaan ini dapat membantu perusahaan dalam jangka panjang. Budaya perusahaan seharusnya bersifat adaptif secara real time. Ketika pandemi menyerang, budaya perusahaan yang adaptif akan lebih kuat dan bertahan, bahkan membantu menumbuhkan bisnis perusahaan.

Ketika membicarakan budaya perusahaan, tentunya kita juga harus membicarakan pihak-pihak yang berpartisipasi dalam penguatan budaya perusahaan tersebut, yaitu pemimpin perusahaan (employer) dan karyawannya (employee). Bagaimana caranya perusahaan memastikan bahwa para karyawannya tetap ikut andil dalam melaksanakan budaya perusahaan dan tetap memiliki tingkat keterlibatan (engagements)?

Bagi G-Communications, salah satu cara yang kami lakukan untuk meningkatkan keterlibatan karyawan adalah dengan mengadakan Employee Day (Hari Karyawan) yang dilaksanakan setiap hari Jumat. Employee Day adalah hari di mana karyawan berkumpul dan melaksanakan berbagai kegiatan menarik. Masa pandemi membuat porsi pelaksanaan work from home (WFH) menjadi lebih besar. Cara kerja ini juga membuat waktu tatap muka secara langsung karyawan menjadi sangat sedikit. Selain untuk meningkatkan keterlibatan karyawan, Employee Day juga berperan dalam memastikan bahwa para karyawan tetap ikut andil dalam pelaksanaan budaya perusahaan.

Ada beberapa jenis kegiatan Employee Day yang telah kami laksanakan. Apa saja jenis-jenis kegiatan tersebut?

1. Bermain Game Bersama

strategi efektif meningkatkan budaya perusahaan
www.freepik.com

Ada beberapa jenis permainan yang dapat meningkatkan kerja sama, beberapa permainan tersebut seperti pesan berantai, tebak logo, dan berbagai permainan kuis (kuis offline seperti cerdas cermat atau kuis online seperti Kahoots!). Permainan-permainan ini adalah permainan yang memang dilaksanakan di dalam ruangan (indoor). Dengan bermain game bersama, para karyawan dapat saling bekerjasama dan berinteraksi secara langsung dengan karyawan yang lainnya.

2. Bedah Buku

Bedah buku adalah salah satu aktivitas yang sangat cocok untuk mempromosikan keutamaan membaca buku. Buku-buku yang dipilih dapat yang berhubungan dengan motivasi, pengembangan diri, bisnis, bahkan filosofi. Aktivitas bedah buku ini dapat dilakukan dengan mengundi nama karyawan untuk menjadi narasumber atau dengan penetapan secara bergilir.

3. Sharing Sessions

Sharing sessions adalah suatu aktivitas di mana setiap staff atau karyawan akan menjelaskan peran, tugas, dan tantangannya dalam menjalankan tugas. Selain sebagai wadah untuk lebih mengenal satu sama lain, sharing sessions juga dapat membuat para karyawan memahami peran-peran karyawan lainnya yang mungkin sebelumnya tidak diketahui. Dengan pengetahuan lebih ini, komunikasi antar departemen dapat berjalan lebih baik dan lancer.

4. Pelatihan dan Seminar Umum

Pelatihan dan seminar adalah salah satu perusahaan dalam memfasilitasi para karyawannya untuk meningkatkan dan mengenalkan keterampilan-keterampilan baru. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang media komunikasi, beberapa kegiatan pelatihan dan seminar karyawan fokus pada pendalaman materi mengenai teknologi, digitalisasi, public relations, dan lain-lain. Selain dapat meningkatkan keterampilan, kegiatan pelatihan atau seminar juga dapat meningkatkan motivasi dan semangat karyawan dalam bekerja.

5. Kegiatan Amal

Kegiatan amal dapat menjadi salah satu kegiatan program CSR. Program ini dapat dilihat sebagai pendekatan bisnis dengan memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya masyarakat. Kegiatan amal dapat dilakukan di kantor dengan mengundang sekolah, panti asuhan atau institusi lainnya, atau dapat juga dilakukan di luar kantor dengan melakukan kunjungan. Kegiatan amal dapat meningkatkan rasa kebersamaan antar karyawan dan meningkatkan rasa berbagai, empati, dan tanggung jawab setiap karyawan.

 

*Chatman, J., & Gino, F. (2020). Don’t Let the Pandemic Sink Your Company Culture. Harvard Business Review online. Available at https://hbr. org/2020/08/dontlet-the-pandemic-sink-your-company-culture.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top